Waspadai Gejala DBD Pada Anak Sejak Dini

Gejala DBD Pada Anak - Demam berdarah merupakan salah satu penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat, dan kasusnya meningkat bila musim hujan datang. Berdasarkan data yang pernah dirilis, Indonesia berada di peringkat pertama penderita demam berdarah di Asia dan berada di posisi ke dua di dunia setelah Brazil. Dari data yang tercatat oleh Kementerian Kesehatan RI terdapat 112.511 orang yang menderita dbd pada tahun 2013, namun mengalami penurunan yang cukup banyak pada tahun 2014.

Seperti yang sudah umum diketahui bahwa penyakit demam berdarah adalah demam yang disebabkan oleh virus yang dibawa oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Kedua jenis nyamuk tersebut banyak ditemukan di negara dengan iklim tropis atau subtropics dimana Indoenesia termasuk di dalamnya, selain itu lingkungan yang kumuh juga menjadi sarang perkembang biakannya.

Gejala DBD Pada Anak

Penyakit demam berdarah bisa menyerang siapa saja, tua, muda, laki-laki, atau perempuan tetapi kasus paling banyak ditemukan pada anak-anak. Gejala utama ketika anak-anak menderita demam berdarah adalah demam tinggi, namun terkadang abai dengan gejala tersebut karena dikira merupakan demam biasa. Untuk itu, pada kali ini mbahassehat akan coba menjelaskannya untuk Anda.

Gejala DBD Pada Anak


Demam memang tanda utama, namun kebanyakan anak tidak menunjukkan gejala awal ketika menderita penyakit dbd oleh karenanya cukup sulit untuk diketahui. Gejala awal biasanya akan muncul setelah hari keempat hingga 2 minggu. Berikut adalah ciri-ciri dbd pada anak-anak.

Demam tinggi


Seperti yang sudah dijelaskan di atas, gejala pertama anak-anak terkana penyakit dbd adalah meningkatnya suhu tubuh atau demam. Kondisi demam yang dialami karena adanya peningkatan sel darah putih yang merupakan respon dari tubuh karena adanya benda asing, dalam hal ini virus dengue, yang masuk dalam tubuh. Demam yang dialami biasanya datangnya tiba-tiba padahal sebelumnya anak terlihat sehat.

Kondisi demam yang disebabkan oleh penyakit bdb dibagi adalam 3 fase. Fase pertama dimana anak akan mengalami kondisi demam tinggi pada tiga hari pertama. Fase kedua (kritis) diamana pada hari ke empat dan sampai lima kondisi suhu tubuh anak kembali normal, namun jangan terkecoh dengan kondisi anak karena fase inilah kadar trombosit dalam darah terus menurun sehingga perlu adanya penanganan khusus. Resiko yang mungkin dialami pada fase ini adalah keluar darah dari mulut, muntah darah, nyeri perut teramat sangat, atau pembesaran organ hati.

Fase ketiga yaitu fase penyembuhan, jika anak sudah mampu melewati fase kritis biasanya kondisi suhu tubuh anak akan kembali meningkat, namun tidak perlu khawatir kondisi ini dipicu oleh trombosit dalam darah yang perlahan meningkat. Kondisi yang menandai fase penyembuha adalah nafsu makan yang kembali meningkat.

Lemas dan lesu


Selain demam gejala yang menyertainya adalah anak terlihat lemas dan lesu. Kondisi ini membuat anak yang mulanya ceria dan aktif tiba-tiba terlihat pucat dan malas bergerak. Dalam keadaan ini orang tua harus peka dengan kondisi yang dialami oleh anak.

Gejala DBD Pada Anak

Sakit kepala


Gejala yang sering dijumpai ketika anak terserang penyakit demam berdarah adalah pusing. Pusing yang dirasakan disebab oleh virus dengue yang berefek pada impuls pusat saraf sehingga menyebabkan sakit kepala.

Munculnya bintik merah

Bintik merah yang timbul di kulit juga merupakan ciri khas dari penyakit demam berdarak. Bintik merah yang timbul merupakan salah satu gejala turunnya kadar trombosit dalam darah yang terjadi saat fase kedua atau fase kritis. Selain bintik merah, pada anak yang dalam kondisi parah akan mengalami mimisan bahkan muntah darah. Untuk itu perlu adanya perhatian atau penanganan ekstra pada kondisi ini.

Mual dan muntah


Nafsu makan menurun merupakan gejala umum jika anak sedang, termasuk saat menderita penyakit dbd. Kondisi mual dan muntah disebabkan oleh peradangan pada saluran pencernaan yang ditimbulkan oleh virus dengue. Mual dan muntah akan membuat nafsu makan anak turun sehingga bisa memicu sakit perut dan nyeri di ulu hati.

Sebenarnya tidak semua gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus tidak smua menyebabkan penyakit dbd. Hal ini dipengaruhi sistem kekebalan tubuh masing-masing anak, jika sang anak mempunyai sistem imun yang baik biasanya hanya akan menyebabkan DD (demam dengue) namun sebaliknya jika sistem imun tubuh anak lemah resiko terserang penyakit dbd lebih besar.

Related : Waspadai Gejala DBD Pada Anak Sejak Dini

0 Komentar untuk "Waspadai Gejala DBD Pada Anak Sejak Dini"