Difteri adalah infeksi bakteri yang menyerang selaput lendir dari tenggorokan dan hidung, terkadang juga menyerang kulit dalam kondisi tertentu. Bakteri ini sangat mudah menular dan sangat berbahaya, mereka mampu menghasilkan racun yang dapat membahayakan serta merusak jaringan dan organ tubuh manusia. Jika tidak segera tertangangi karena dapat menyebabkan menyebabkan kerusakan parah pada ginjal, sistem saraf, dan jantung.
Difteri menyerang orang-orang dari segala usia, tetapi paling sering menyerang anak-anak. Di negara maju seperti Amerika Serikat dan negera-negara Eropa, penyakit ini sangat jarang ditemukan kasusnya, sedangkan di negera berkembang seperti Afrika dan Asia cukup banyak ditemukan. Dan baru-baru ini, wabah difteri kembali melanda negara kita tercinta Indonesia yang dalam beberapa dekade sudah tidak ada lagi.
Menurut WHO (World Health Organization) pada tahun 2016 Indonesia menempati posisi kedua negara dengan jumlah penderita difteri setelah India. Ditemukan sekitar 3.353 kasus dengan 110 dinyatakan meninggal.
Difteri menyerang orang-orang dari segala usia, tetapi paling sering menyerang anak-anak. Di negara maju seperti Amerika Serikat dan negera-negara Eropa, penyakit ini sangat jarang ditemukan kasusnya, sedangkan di negera berkembang seperti Afrika dan Asia cukup banyak ditemukan. Dan baru-baru ini, wabah difteri kembali melanda negara kita tercinta Indonesia yang dalam beberapa dekade sudah tidak ada lagi.
Menurut WHO (World Health Organization) pada tahun 2016 Indonesia menempati posisi kedua negara dengan jumlah penderita difteri setelah India. Ditemukan sekitar 3.353 kasus dengan 110 dinyatakan meninggal.
Penyebab Difteri
Bakteri Corynebacterium diphtheriae merupakan penyebab utama infeksi difteri. Bakteri ini tergolong bakteri gram positif yang mempunyai sifat mudah menular terutama terhadap anak yang belum mendapat imunisasi DTP, jadi jika di suatu desa ada satu yang terjangkit, kemungkinan akan ditemukan kasus lainnya di desa tersebut.
Difteri paling umum biasanya menular lewat batuk, bersin, atau udara yang sudah terkontaminasi dengan bakteri difteri. Benda-benda yang pernah kontak atau digunakan (tisu, gelas, handuk, sapu tangan) oleh penderita difteri, bersentuhan dengan luka atau borok penderita difteri juga bisa menyebabkan Anda terlular.
Gejala Difteri
Tanda dan ciri2 penyakit difteri biasanya mulai 2 sampai 5 hari setelah seseorang terinfeksi bakterinya. Berikut adalah beberapa gejala yang umumnya muncul setelah terinfeksi :
- Adanya membran berwarna abu-abu menutupi tenggorokan dan amandel
- Tubuh lemas
- Sakit tenggorokan dan suara serak
- Pembengkakan kelenjar di leher anda
- Kesulitan bernapas atau napas cepat
- Sakit saat menelan
- Demam dan menggigil
- Detak jantung meningkat
Seperti yang sudah disinggung di atas, bakteri ini mampu memproduksi racun yang bisa merusak organ tubuh, namun pada beberapa orang, infeksi difteri hanya menyebabkan penyakit ringan saja.
Dalam beberapa kasus bakteri ini juga menyerang kulit dimana kulit terasa nyeri, kemerahan, pembengkakan, atau menyebabkan luka. Namun biasanya akan sembuh dengan pengobatan yang tepat.
Pengobatan Difteri
Setelah dilakukan diagnosis oleh dokter dan dinyatakan positif tertular bakter difteri, biasanya pasien akan segera dilakukan pengobatan di ruang isolasi dengan tujuan agar bakteri tidak menyebar dan menular ke orang lain.
Pengobatan dilakukan dengan memberikan antitoksin dan antibioatik. Antitoksin diberikan untuk mematika banteri difteri atau untuk menetralisir racun yang diproduksi oleh bakteri corynebacterium diphtheria, sedangkan antibiotik diberikan untuk membantu mengobati infeksi.
Dalam jangka waktu sekitar 2 hari setelah diberikan antibiotik dan antitoksin biasanya pasien sudah kondisinya sudah membaik dan sudah boleh keluar dari ruang isolasi. Namun pemberian obat harus tetap dilakukan sesuai anjuran dokter.
Tes laboratorium akan kembali dilakukan oleh dokter, untuk mengetahui apakah dalam tubuh pasien masih terdapat bakteri difteri, jika sudah tidak ada maka pasien dinyatakan sembuh.
Pencegahan Difteri
Sebelum sebelum vaksin difteri tersedia, infeksi ini adalah penyakit yang umum diderita oleh anak-anak. Namun, penyakit ini tidak hanya bisa diobati tetapi juga dapat dicegah dengan memberikan vaksin. (Baca : Tanda Bayi Alergi Susu Formula)
Vaksin untuk mencegah difteri biasanya diberikan saat imunisasi DTP (difteri, tetanus, dan pertusis) yang telah diwajibkan oleh pemerintah untuk anak-anak Indonesia.
Anak-anak akan mendapat vaksi DTP sebanyak 5 kali yaitu diusia 2-4 bulan, 1,5 tahun, dan 5 tahun. Dan di usia 10 dan 18 tahun bisa diberikan vaksin tambahan yaitu Td atau Tdap, dan bisa diulang setiap 10 tahun sekali.
0 Komentar untuk "Ciri2 Penyakit Difteri Pada Orang Dewasa dan Anak-anak"