Afasia adalah suatu kondisi yang mengganggu kemampuan seseorang dalam berkomunikasi. Hal ini dapat mempengaruhi kemampuan anda untuk berbicara, menulis, serta memahami bahasa, baik lisan maupun tertulis.
Afasia biasanya terjadi secara tiba-tiba setelah seseorang menderita penyatkit stroke atau cedera kepala. Namu juga bisa datang secara bertahap yang disebabkan oleh adanya tumor otak. Di mana dan seberapa parah kerusakan otak dan apa yang menyebabkan hal itu menentukan tingkat kecacatan.
Setelah penyebabnya ditangani, pengobatan utama untuk penerita afasia adalah terapi wicara dan bahasa. Orang dengan afasia harus memperlajari kembali dan melakukan praktek keterampilan bahasa dan belajar untuk menggunakan cara lain untuk berkomunikasi. Dalam hal ini anggota keluarga diwajibkan terlibat dalam proses terapi guna membantu proses penyembuhan.
Afasia biasanya terjadi secara tiba-tiba setelah seseorang menderita penyatkit stroke atau cedera kepala. Namu juga bisa datang secara bertahap yang disebabkan oleh adanya tumor otak. Di mana dan seberapa parah kerusakan otak dan apa yang menyebabkan hal itu menentukan tingkat kecacatan.
Setelah penyebabnya ditangani, pengobatan utama untuk penerita afasia adalah terapi wicara dan bahasa. Orang dengan afasia harus memperlajari kembali dan melakukan praktek keterampilan bahasa dan belajar untuk menggunakan cara lain untuk berkomunikasi. Dalam hal ini anggota keluarga diwajibkan terlibat dalam proses terapi guna membantu proses penyembuhan.
Penyebab Afasia
Afasia biasanya disebabkan oleh stroke atau cedera otak dengan kerusakan pada satu atau lebih bagian-bagian dari otak yang berhubungan dengan bahasa. Menurut National Aphasia Association, sekitar 25% sampai 40% dari orang-orang yang bertahan hidup dari stroke biasanya menderita penyakit afasia.
Afasia juga biasanya juga disebabkan oleh tumor otak, infeksi otak, atau demensia seperti penyakit Alzheimer. Dalam beberapa kasus, afasia merupakan gejala dari epilepsi atau gangguan neurologis.
Gejala Afasia
Gejala utama afasia antara lain:
- Kesulitan berbicara
- Mengalami kesulitan untuk mencari kata-kata
- Mengucapkan kata-kata yang aneh sehingga tidak bisa dipahami
Beberapa orang yang menderita afasia memiliki kesulitan dalam memahami apa yang dikatakan orang lain, memahami tulisan, serta kesulitan dalam melakukan perhitungan walaupun hanya sederhana. Masalah-masalah tersebut sering muncul terutama ketika penderita lelah atau berada di tempat yang ramai dan bising.
Jenis-Jenis Afasia
Ada beberapa jenis afasia. Setiap jenis dapat menyebabkan gangguan yang berbeda mulai dari yang ringan sampai yang parah. Berikit adalah jenis-jenis afasia.
Afasia ekspresif (non-lancar): Seseorang yang menderita afasia ekspresif mengetahui apa yang dia ingin katakan, namun orang tersebut memiliki kesulitan berkomunikasi kepada orang lain. Hal tersebut membuat orang yang diajak komunsikasi tidak memahami apa yang dikatakan oleh si penderita.
Afasia reseptif (fasih): Seseorang yang menderita afasia reseptif mampu mendengar suara atau membaca namun kesulitan dalam memahami pesan yang disampaikan. Mereka juga tidak mampu memahami ucapannya sendiri.
Afasia Anomik: Penderita penyakit afasia anomik mengalami kesulitan dalam menemukan atau memilih kata-kata yang sesuai baik untuk berbicara ataupun menulis.
Afasia Global: Diantara jenis-jenis afasia ini merupakan jenis yang paling para. Biasanya dialami tepat setelah seseorang mengalami stroke. Dengan afasia global, seseorang akan kesulitan berbicara serta memahami ucapan orang lain. Selain itu, penderita tidak dapat membaca atau menulis.
Afasia Progresif Primer: Afasia ini jarang ditermukan, di mana penderita secara perlahan-lahan kehilangan kemampuan untuk berbicara, membaca, menulis, dan memahami apa yang mereka dengar dalam percakapan selama periode waktu. Belum ditemukan pengobatan yang tepat untuk menyembuhkan afasia progresif primer. (Baca : Fistula Ani)
Diagnosis Afasia
Biasanya, diagnosis afasia pertama kali dilakukan dokter ketika merawat pasien stroke, cedera otak, atau tumor. Dokter menggunakan serangkaian tes neurologis, dan berkomunikasi dengan menanyakan beberapa kepada pasies. Hasil tes ini dapat membantu dokter menentukan apakah orang tersebut menderita afasia dan membantu menentukan tingkat keparahan afasia.
Pengobatan Afasia
Pengobatan bagi penderita afasia tergantung beberapa faktor, seperti:
- Usia
- Penyebab cedera otak
- Jenis afasia
- Posisi dan ukuran lesi otak
Penderita afasia yang telah mengalami stroke dapat melakukan terapi wicara-bahasa. Terapi bertujuan untuk meningkatkan kemampuan seseorang untuk berkomunikasi dengan membantu penderita untuk menggunakan sisa-sisa kemampuan bahasa, mengembalikan kemampuan ucapan sebanyak mungkin, dan belajar cara-cara lain berkomunikasi, seperti isyarat, gambar, atau menggunakan perangkat elektronik. Penelitian telah menunjukkan bahwa bahasa dan kemampuan komunikasi dapat terus meningkat selama bertahun-tahun.
Demikian artikel singkat tentang penyakit afasia yang bisa saya sajikan buat Anda, semoga bermanfaat dan menambah wawasan Anda. Terima kasih atas kunjungannya.
0 Komentar untuk "Pengertian Afasia - Penyebab, Gejala, dan Pengobatan"